Jumat, 29 Juli 2016

KISAH RUMIT TURKI DAN RUSIA DALAM DRAMA KUDETA GAGAL

 Oleh : Argadhia Aditama. S.H.


Beberapa waktu yang lalu terjadi kudeta militer di Turki yang dilakukan oleh sekelompok anggota militer. Pihak berwenang menuduh Gulen sebagai tokoh utama dibalik kudeta ini. Saat kudeta ini berlangsung, Gulen sedang berada dipengasingan di Pensylvania Amerika Serikat.
Namun sayangnya kudeta ini berhasil di gagalkan oleh sebagian militer dan polisi Turki lain yang loyal terhadap pemerintahan yang terpilih secara demokratis pimpinan Presiden Erdogan. Kudeta berhasil di gagalkan dalam waktu kurang lebih 5 jam, dan pasca kudeta gagal ini, pemerintahan Erdogan kemudian memerintahkan penangkapan yang cenderung ke pembersihan kaum-kaum yang disebut Erdogan pengikut Gulen (Org. FETO). kaum-kaum tersebut terdiri dari militer, perwira, guru, dekan, rektor, PNS, pengusaha, dlll. bahkan beberapa sekolah juga ditutup sebagai imbas dari kudeta gagal ini
 

tindakan pemerintah erdogan pasca kudeta ini kurang lebih konsepnya mirip dengan tindakan Hitler pasca pembakaran Reichstag. Hitler waktu itu membersihkan kaum Komunis dari seluruh jerman , baik itu dalam politik, militer, dan sipil. akhirnya Hitler dengan partai NSDAP nyaa berhasil menjadi partai manyoritas di Reichstag dalam pemilu setelahnya karena partai komunis jerman di larang ikut pemilu. dan kemudian dengan kekuasaan mayoritasnya, Hitler mencoba menyatukan Jabatan Presiden dan Kanselir menjadi Der Fuhrer. dan kebetulan, Erdogan juga sempat mengatakan bahwa dia menginginkan pemerintahan presidensill yang kuat seperti yang dia contohkan pada masa Hitler di Jerman.


kembali ke kudeta gagal, kalau dilihat secara komprehensif, hal-hal lain juga menjadi menarik dalam rangkaian kudeta gagal di Turki ini. Masih hangat dipikiran mengenai campur tangan Russia di perang saudara Suriah yang katanya campurtangan itu untuk membantu Bashar Al Assad menumpas Isis, tapi juga sekaligus menumpas Musuh assad yang lain (pemberontak oposisi). Menurut pemberitaan asing (newsweek), gagalnya kudeta Turki salah satunya juga disebabkan karena pihak intelijen Rusia berhasil menyadap jaringan telekomunikasi militer Turki melalui basis-basis militer Russia yang tersebar di kawasan Suriah nya Assad.


Hasil sadapan itu kemudian menjadi informasi berharga intelijen Russia untuk melindungi Rezim Erdogan yang beberapa waktu sebelum kudeta gagal ini, pihak Turki Erdogan melalui Perdana menteri Binali Yildirim sudah mengakui kesalahan Turki dalam menembak jatuh pesawat Russia di perbatasan Turki. Waktu itu Pesawat Russia sedang bermanuver bertugas untuk menyerang kelompok Isis di Suriah namun sayangnya karena berdekatan dengan perbatasan turki, pesawat russia itu ditembak jatuh oleh pesawat militer Turki. Pilot Russia berhasil keluar melalui kursi pelontar, namun sial nya saat jatuh ditanah dengan selamat, dia ditangkap oleh ISIS dan di bunuh. Sebagai dampak dari pengakuan dosa Turki tersebut, maka hubungan Russia-Turki yang sebelumnya memburuk karena penembakan pesawat Russia kemudian mulai mengalami perbaikan kembali.




kembali ke informasi intelijen Russia tadi, pihak Russia menganggap bahwa dengan di bocorkannya informasi intelijen tersebut ke pihak intelijen Turki (Erdogan) maka Russia dapat menghindari potensi kekacauan dan ketidakpastian hubungan perpolitikan Rusia-Turki yang saat ini sedang dalam tahap perbaikan. Pihak russia saat hendak membocorkan informasi intelijen ini juga mengalami kegalauan karena bila Russia membocorkan informasi ini, maka Russia bisa ketahuan bila telah menyadap militer turki.Tapi akhirnya Russia mengambil resiko dengan tetap memberitahukan informasi rencana kudeta ini ke pihak Intelijen Turki.
 
Dengan informasi intelijen Russia yang telah diketahui oleh intelijen Turki, maka pihak intelijen turki kemudian mengantisipasinya dengan melaporkan ke Erdogan dan Militer loyalis erdogan. sayangnya pihak militer pelaku kudeta mengetahui bahwa rencana kudetanya sudah bocor ke pihak erdogan. pihak militer pelaku kudeta kemudian memajukan rencana kudeta 12 jam lebih awal agar bisa menyerang lebih dulu disaat persiapan militer turki loyalis erdogan belum begitu matang. akan tetapi kurang lebih 5 jam setelah kudeta ini dilancarkan, pihak militer loyalis Erdogan berhasil menangani dan mengantisipasi kudeta ini dan Pemerintahan Erdogan yang terpilih secara demokratis dengan partai AKP nya dapat bertahan berkuasa di Turki.


Dampak dari kudeta gagal ini bukan hal sederhana. sebagai salah satu langkah pembersihan oleh pemerintahan Erdogan yang katanya dirahmati Allah, pemerintah Turki lalu meminta kepada pemerintah Amerika serikat untuk mengekstradisi Gulen yang tinggal di Amerika serikat.Sayangnya pemerintah Amerika serikat menolak untuk mengekstradisi Gulen dan meminta Turki untuk membuktikan keterlibatan Gulen terlebih dahulu dalam upaya kudeta gagal ini. pemerintahan erdogan pun juga mendapat tekanan dari negara-negara barat khususnya uni eropa karena negara-negara barat tidak setuju dengan langkah erdogan untuk memberlakukan kembali hukuman mati pada pengkhianat dan juga pemberangusan pihak-pihak terkait kudeta gagal. ketidak sukaan turki yang sekarang terhadap sikap negara-negara barat juga diperparah dengan langkah Amerika Serikat dalam mempersenjatai militan Kurdi di Suriah. sebagaimana kita tahu, bahwa militan kurdi adalah dianggap pemberontak di Turki. ketika Amerika serikat mempersenjatai militan kurdi dengan alasan untuk membantu Kurdi memerangi Isis dan Pemerintahan Bashar Al Assad, senjata yang di bagikan amerika serikat itu diduga secara tidak langsung juga digunakan sebagai senjata untuk melawan pemerintah turki di perbatasan turki suriah. beberapa isu yang berkembang juga menyatakan bahwa CIA terlibat dalam kudeta turki ini. Amerika mempunyai kepentingan dalam kudeta ini ketika Erdogan akhir-akhir ini mulai bersikap melunak terhadap Russia dan Amerika memanfaatkan isu otoriterisme populis erdogan sebagai senjata untuk membakar semangat Kudeta. akumulasi hal-hal tersebut diatas kemudian menghasilkan kondisi berupa renggangnya hubungan Barat dan Turki pasca kudeta gagal ini



belakangan ini, pihak turki juga kemudian menyatakan bahwa pilot pesawat militer turki yang menembak jatuh pesawat militer Russia sebelumnya ternyata terlibat dalam upaya kudeta gagal ini. hal ini semakin menyiratkan bahwa Turki menganggap bahwa pilot itu bukan bagian dari Turki nya erdogan, sehingga masalah penembakan itu sebenarnya bukanlah kehendak alamiah erdogaan untuk memanaskan hubungan Turki dan Russia. berkembang pula isu bahwa kasus penembakan pesawat russia itu sengaja didesain untuk membuat hubungan Turki dan Russia memanas. isu lain yang beredaar juga menyatakan bahwa pilot penembak itu juga terlibat persengkongkolan dengan CIA. Amerika diketahui tidak menyukai jika Turki yang merupakan anggota NATO mempunyai hubungan yang akrab dengan Russia. Padahal realitanya hubungan Russia dan Turki cukup hangat sebelum peristiwa penembakan pesawat russia ini. hubungan akrab itu dibuktikan dengan datangnya Erdogan dalam pembukaaan masjid Agung Moskow bersama Putin, dan juga rencana pembangunan proyek pipa gas trans Eropa yang melalui wilayah turki yang menghubungkan pipa gas dari Rusia menuju ke eropa selatan dan benua eropa sebagai imbas dari memanasnya hubungan Ukraina dan Russia. Sebelumnya Ukraina adalah wilayah yang dilalui pipa gas Russia, namun ketika Victor Yanukovich selaku presiden Ukraina yang Pro Moskow dikudeta oleh oposisi yang pro Ukraina bergabung dengan UE, lalu pemberontakan yang diduga disokong Russia di ukraina timur, dan juga adanya aneksasi Crimea oleh russia melalui referendum, maka keberadaan pipa gas ini juga kemudian menjadi ikut terdampak dari hubungan panas Russia-Ukraina. oleh karena itu untuk mengatasi masalah pipa gas yang terhambat ketika melalui Ukraina, maka Russia mencari alternatif jalur Pipa gas lain yaitu melalui wilayah Turki.



kembali ke masalah kudeta gagal di turki. kudeta gagal ini merupakan bentuk nyata dari Proxy war yang menjadi simbol dari perang dingin kedua. menurut penulis, dalam kasus kudeta gagal di turki ini, pihak pemenang adalah Russia. kenapa bisa demikian ? karena pihak russia dianggap memenangi pengaruhnya di kawasan turki pasca gagalnya kudeta di Turki, yang salah satunya adalah dapat berlanjutnya perbaikan hubungan Turki dan Russia. Disisi lain karena Amerika Serikat tidak mau mengekstradisi Gulen, Hubungan Amerika dan Turki menjadi merenggang. ditambah lagi dengan kecaman amerika terhadap upaya erdogan dalam melakukan pembersihan membuat Erdogan semakin tidak nyaman dengan Amerika Serikat


secara karakter, Erdogan mempunyai kemiripan dengan Putin. Erdogan dan Putin sama-sama pernah menjabat sebagai perdana menteri selama beberapa periode. dan mereka berdua sama-sama pindah jabatan menjadi presiden di periode setelahnya. Partai Rusia bersatu dan AKP juga sama-sama menjadi alat Putin dan Erdogan dalam mewujudkan pemerintahan otoriter populis yang terpilih secara demokratis. selain itu sikap erdogan dan putin dalam melakukan resistensi terhadap media dan lawan politik juga terkesan mirip.Dan dari kemiripan dan juga potensi yang ada, maka Russia dan Turki untuk sementara ini menurut penulis sudah layak untuk menjadi semakin akrab dan menjadi sekutu. Turki yang kini ditekan oleh unieropa menurut penulis sebaiknya membatalkan proposal keikutsertaan nya dalam Unieropa. dan karena amerika bertindak terlalu jauh di Turki (walaupun kasat mata) maka menurut penulis perlu ditinjau lagi mengenai keikutsertaan Turki di NATO. Disamping itu, dalam proxy war di Suriah, menurut Penulis, Turki sebaiknya bersikap netral dan kalau bisa malah menetralisasi hubungan dengan pemerintahan Suriah pimpinan Bashar Al Assad.


30/7/16

Penulis,
Argadhia Aditama, S.H.
(Russia Perspective Researcher)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar